Jumat, 23 Desember 2011

Sejarah Dan Keunikan Desa Peniwen


Pada tanggal 17 Agustus 1880, hutan Peniwen dibuka sebagai perkampungan Kristen oleh 20 orang pembuka hutan yang dipimpin oleh Kiai Sakejus. Setelah itu, perkampungan tersebut dinamakan kampung Krajan sebagai pendukuhan Desa Kromengan dengan dikepalai oleh, Kiai Sakejus. Pada tahun 1883, Pendeta Kremer, Kendal Payak, A.V. Leven, dan A. Setirum mengunjungi kampung ini untuk mendoakan berdirinya perkampungan kristen yang baru tersebut.

Pada tahun 1895, terjadi perubahan dalam administrasinya, di mana sekarang kampung tersebut sudah menjadi desa sendiri dan disahkan menjadi Desa Peniwen. Ketika zaman penjajahan Belanda dan Jepang, penduduk desa ini sangat menderita. Banyak kejahatan yang terjadi ketika itu dan puncaknya terjadi di kala desa ini didatangi oleh patroli ketiga tentara Belanda pada tangal 19 Februari 1949.

Saat itu, tentara menembaki anggota Palang Merah Remaja (PMR) dan penduduk desa yang sedang dirawat di pos PMR. Hal ini diadukan kepada PBB dan utusan dari Belanda datang untuk melihat langsung bekas kejadian tersebut serta ikut berbela sungkawa pada 18 Desember 1949. Pada tanggal 24 November 1949, tamu utusan dari KTN (WCC) datang ke desa tersebut untuk melihat kebenaran atas pengaduan penembakan anggota PMR tersebut. Para korban dimakamkan di monumen Peniwen Affair dan makam itu disebut “Makam Bahagia”.

Di makam pahlawan ini biasanya digunakan untuk upacara hari Pahlawan atau hari Kartini. monumen ini menjadi simbol penderitaan waktuitu. sehingga orang peniwen sangat merawat dan menghargai kerja keras pahlawan yang telah membabat alas dan melawan Belanda untuk membangun Desa ini.

Saat ini nama-nama pahlawan dalam makam Pahlawan tersebut digunakan sebagai nama jalan di desa Peniwen. misalnya salah satu jalan kampung, selatan Gereja GKJW Peniwen, diberi nama jalan Paindong.

Semua penduduk desa peniwen menjunjung tinggi rasa persaudaraan dan cinta lingkungan. Setiap tahun di desa ini diadakan berbagai upacara adat, misalnya unduh- unduh, bersih desa, dan "keleman".

Unduh-nduh adalah acara rutin yang dilakukan masyarakat desa peniwen untuk mensyukuri segala nikmat yang telah diberikan Tuhan kepadanya. biasanya acara adat ini dilakukan setelah penduduk memanen hasil alam atau hasil kerja mereka, atau pun ternak mereka. kemudian persembahan ini dilelang.

Bersih Desa adalah kegiatan masyarakat desa peniwen untuk melakukankegiatan merawat dan membersihkan lingkungan desa. Dalam acara ini biasanya para warga mengumpulkan makanan dalam bentuk encek yang dikumpulkan jadi satu di Balai Desa kemudian setelah ibadah dibagikan kembali untuk dimakan bersama. biasanya dalam acara ini warga juga mengadakan kesenian daerah, biasanya kesenian tersebut adalah wayang kulit.

Keleman adalah acara untuk meminta hujan kepada Tuhan Yang Maha Esa, dengan melakukan doa bersama di balai desa Peniwen. dalam acara ini juga dilakukan pengumpulan encek yang kemudian juga akan dibagikan dan dimakan bersama.

8 komentar:

gajahpesing mengatakan...

salam buat Pak'e Reta, Pak No dan lupa lagi (3 kawan) yang berangkat ke Malaysia tahun 1992

Unknown mengatakan...

Desa peniwen,di desa inilah aku dibesarkan...

Unknown mengatakan...

desa tercinta

Unknown mengatakan...

Inilah desa asal keluarga besar bapak saya..

Unknown mengatakan...

Pengen mengenang masa kecil ada Mbah lurah brewok dulu

Unknown mengatakan...

Pernah nyales daerah peniwen eh bnyak bule2 jalan rombongan
Pkirku pasti ada tempat bersejarah d peniwen.. Trnyata benar adanya😁

Unknown mengatakan...

Mbah brewok itu buyut ku mas..asal ku yo yo peniwen

Pratitis Era mengatakan...

Mbah kung ku yg buka alas peniwen ❤️

Posting Komentar

 
Powered by Blogger